OpenOffice.org telah merajai aplikasi perkan toran open source selama sepuluh tahun. Program yang lain seperti KOffice dan GNOME Office masih tertinggal. OpenOffice.org pula yang menjadi terdepan dalam mendukung OpenDocument Format atau ODF sebagai standar terbuka untuk dokumen perkantoran melalui ISO/IEC 26300:2006. Standar ini juga segera diterapkan
di Indonesia menjadi SNI 26300:2010. Lalu, ada apa dengan OpenOffice.org sehingga muncul pesaing kuat yang bernama LibreOffice?
Persaingan antarpengembang software sudah biasa terjadi di dunia TIK, tidak hanya yang berbasis proprietary, tapi juga yang berbasis open source. Kita bisa lihat banyak contoh selain OpenOffice.org dan LibreOffice. Misalnya ada persaingan server e-mail antara Postfix, Qmail, Sendmail, dan lain-lain.
Demikian pula persaingan distro Linux antara Fedora, Mandriva,
openSUSE, Ubuntu, dan lain-lain. Kita dapat mengambil hikmah
bahwa ada efek positif dari persaingan, salah satunya kerja keras
pengembang untuk menjadi yang terbaik. Pengguna akan diun-
tungkan, karena tersedia pilihan sesuai dengan kebutuhannya.
Persaingan LibreOffice melawan OpenOffice.org agak “panas”
karena dilatarbelakangi pembelian perusahaan Sun Microsystems
yang dikenal sebagai pengembang open source melalui Java, Ope-
nOffice.org, OpenSolaris, dan MySQL oleh perusahaan Oracle yang
dikenal sebagai pengembang proprietary. Oracle kemudian meng-
hentikan pengembangan distro Unix open source OpenSolaris, dan
pemimpin Oracle pernah menyarankan kepada pengembang untuk
mengubah bahasa pemrograman OpenOffice.org dari C++ menjadi
JavaFX. Beberapa pengembang inti OpenOffice.org telah keluar
dari tim OpenOffice.org untuk fokus ke pengembangan LibreOffice
di bawah TDF (The Document Foundation).
sumber Infolinux (jan 2011)
Bravo Linux :)
MENGENAL LIBREOFFICE
Label:
libreoffice