"Sebuah perkembangan baru dalam hal hubungan antara pemerintah dan warganya. Free Software (F/ OSS) telah meremajakan hubungan sosial negeri ini.", kata Luiz Inácio Lula da Silva, presiden negara terbesar di Amerika Selatan: Brasil, dalam sambutannya membuka International Free Software and Electronic Government (Consegi) ke 2 di ibukota Brasília pada tanggal 26 Augustus lalu.
Lula mengungkapkan bahwa departemen pendidikan di negaranya telah mengawali program terbesar dunia dalam mensosialisasikan dan mendistribusikan Linux di lingkungan pendidikan. Program yang berlangsung empat tahun kedepan itu akan diterapkan di sekitar 70.000 sekolahan atau 93 persen dari sekolahan di Brasil dan melibatkan 800.000 komputer.
"Penting diketahui, bahwa kami tidak sekedar pengguna dari free software, kami juga mengembangkannya dan sharing solusi yang kami buat. Konten pendidikan sebagai pendukung utama program komputerisasi di sekolahan, dapat digunakan dan di modifikasi oleh warga. Demikian pula halnya terhadap aplikasi untuk administrasi publik. Jadi, semua program yang dibuat di Brasil untuk digunakan di pemerintah federal, boleh dipakai oleh masyarakat, swasta maupun pemerintah daerah, bahkan oleh negara luar.", ditegaskan presiden Lula lebih lanjut.
Menurut Lula, Portal software publik di Brasil yang dikelola oleh Badan Perencanaan, Budget dan Management, terdaftar 50.000 pengguna aktif dengan koleksi software aplikasi Open Source yang tersimpan bernilai 50 juta Brazil reais (sekitar 275 miliar rupiah). Aplikasi yang dikembangkan dan disimpan di portal tersebut digunakan oleh 5.560 kantor pemerintah daerah.
Disisi lain kegiatan open source di Brasil telah menjadi daya tarik dunia internasional: "Banyak yang mencari informasi tentang open source software kami kemudian menemukan informasi tentang sepak bola di Brasil."
Sumber http://www.gudanglinux.info/info/open-source/52-pemerintahan/461-open-source-perbaiki-relasi-pemerintah-dan-masyarakat.html