Mengiringi proses migrasi F/ OSS di sektor pendidikan di Rusia, kini 61 ribu pengajar dan 7.500 tutor diwajibkan belajar Sistem Operasi Open Source. Kementrian pendidikan di Rusia, sebagaimana dikutip dari pemberitaan di Internet menyediakan dana sebesar 132 juta rubel atau sekitar 40 miliar rupiah untuk biayai extra yang dibutuhkan agar para guru bisa Linux.
Kursus yang dimulai awal Oktober tahun ini diharapkan sampai akhir tahun telah berhasil membuka wawasan pendidik terhadap open source. Perusahan yang memenangkan lelang melaksanakan kursus Linux awal bulan Oktober 2009 akan menyediakan rencana kerja sekaligus telah melatih 7.500 tutor yang nantinya menjadi instruktur untuk mendidik para guru tentang Linux.
Para pengajar yang akan diberikan pelatihan dikelompokkan tidak lebih dari 20 pengajar dan digembleng paling sedikit selama 72 jam pelajaran. Sampai akhir tahun, setiap peserta harus mengerti dan bisa menggunakan sistem operasi sumber terbuka berikut program aplikasi yang disertakan.
Migrasi di lingkungan pendidikan di Rusia telah dimulai sejak tahun 2007 sebagai tindak lanjut terhadap permasalahan penggunaan Windows yang tidak sah. Setelah berhasil menjalankan proyek pilot di awal tahun 2008, diputuskan untuk beralih dan bermigrasi ke sistem operasi open source yang prosesnya akan dituntaskan akhir tahun 2009. Pendidikan Linux untuk para pengajar ini merupakan tahap terakhir dari proses migrasi ke sistem open source.
Selama tiga tahun berikutnya sekolahan di Rusia diwajibkan menggunakan dan mendalami Linux. Setelah itu diberikan pilihan untuk meneruskan penggunaan Linux atau kembali ke Windows. Dalam hal terakhir pemerintah Rusia tidak memberikan tunjangan dan biaya Pungli harus ditanggung sendiri.
sumber http://www.gudanglinux.info/info/open-source/52-pemerintahan/457-pengajar-di-rusia-wajib-belajar-linux.html